Saturday, December 10, 2011

Orang Berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak keruh menggenang
Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran
Jika matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa
Jika di dalam hutan

(Imam Syafi'i)

Es Pisang Coklat ~ sebuah perjuangan untuk kesuksesan

Hari mendung yang mencerahkan hatiku. Berbeda dengan cerita sebelumnya, anak kecil ini sungguh tampak berbeda. Binar matanya penuh harap dan lelah..

Sore ini, sepulang mentoring di masjid kampus, kutemui seorang anak laki-laki di halaman masjid. Badannya kecil dan berkulit hitam. Mengendarai sebuah sepeda yang tingginya sesuai dengan badannya. Berbeda dengan anak laki-laki sebelumnya yang kutemui, ia membawa sebuah kotak kecil berwarna biru, digantungkan di stang sepeda sebelah kiri dan dompet hape yang berisi uang di stang sebelah kanan. Saat aku melihat kearahnya, ia pun melihatku, dengan segera ia bertanya, "teh.. mau es gak?" tanpa berpikir panjang, kuberikan senyuman dan berkata "gak, dek.."

Sunday, December 4, 2011

Dunia "luar" itu mengerikan

Malam itu, tepatnya tanggal 1 November 2011 selesai les di tempat yang lokasinya agak jauh dari kosan, saya pun bergegas pulang. Langit semakin gelap dan angin malam semakin kuat hembuskan dinginnya. Seorang diri saya naik ke sebuah angkot pertama, ditemani orang2 yang sama sekali tidak saya kenal. Tak lama saya sadari, ternyata angkot tersebut, melewati jalan yang tak sesuai dengan jalan yang biasanya di lewati, untung saja saya telah mengenali sebagian daerah yang baru saja saya tinggali ini. “alamat naik angkot tiga kali ini” desah saya. Walaupun sebenarnya bisa hanya dengan dua kali angkot saja, tapi karena “pesanan” makan malam banyak dan saya juga belum membelinya, otakpun segera berputar, merancang langkah mana yang harus saya ambil terlebih dahulu.

Angkot pertama berhenti didepan sebuah mall kecil, saya turun dan segera mencari angkot kedua yang akan dinaiki. Seperti biasa, angkot didepan mall tersebut selalu ‘ngetem’ tapi.. Alhamdulillah sudah banyak orang didalamnya, itu berati tak akan lama saya menunggu angkot tersebut jalan. Satu, dua, tiga orang lagi memasuki dan memenuhi tempat duduk kosong di angkot tersebut. Tidak lama kemudian, kami kira si supir angkot akan menjalankan angkot tersebut, tapi ternyata dia berbicara dengan seseorang.

日本に行きましょう! [Let's go to Japan!] ^^