Suara, sejak dulu memang tak berani kujadikan superior. Melengking, sumbang, atau memecah, itu yang kutakutkan. Bukan karena diriku, tapi hati para pendengar ocehanku.
Kataku, tak harus verbal. Non verbal pun tak jadi masalah, bukan? Aku, terlalu takut untuk melihat wajah murammu, jika mendengar suaraku. Terlalu takut ketika kau lemparkan tanya, aku tak bisa.
Karena itu, baiknya kutulis kata, rasa, cita, dan cinta. Pada setiap kata demi kata implisit, agar tak semua terpana.
Tenang saja, kataku akan kuukir halus hingga detail agar makna kan tergambarkan jelas. Jikalau engkau, mau memahami setiap alur bahasa, makna, dan kata yang tersirat. Hanya untukmu.
Jangan banyak bertanya, pahamilah!
Cmh, 21/12/2012
- another words that should you forget, buddy. -
No comments:
Post a Comment