Sunday, September 26, 2010

Analisa Tulisan Tangan

Premis utama dalam melakukan analisa tulisan tangan adalah mengenali tulisan sebagai hasil dari pikiran sadar dan bawah sadar manusia yang menggambarkan karakter dasar seseorang. Freud dan Jung, pilar-pilar utama psikodinamika –aliran psikologi yang mengajukan pemahaman akan kesadaran dan ketidaksadaran manusia, menyebutkan bahwa, secara tidak langsung, pikiran bawah sadar kita akan diproyeksikan ke dalam berbagai hal. Tulisan tangan yang merupakan hasil koordinasi gerak motorik halus dan pikiran merupakan salah satu bentuk proyeksi yang menarik untuk dicermati. Bisa dibilang, dengan pemahaman tersebut, analisa terhadap tulisan tangan dapat menghasilkan pemahaman yang memadai akan karakter dasar seseorang.

Selain itu, analisa tulisan tangan dikatakan mampu meramalkan vitalitas seseorang saat menulis, kondisi emosional, dan kecepatan berpikirnya. Menurut penuturan McNichol dalam sebuah artikel di Psychology Today, ada sebuah kasus di mana seorang ahli grafoanalisa dapat menganalisa penyakit jantung yang diderita kliennya berdasarkan kecenderungan si klien untuk menuliskan huruf ’H’ secara terputus. Ahli grafoanalisa tersebut beranggapan bahwa, secara tidak sadar, huruf h (untuk h = heart = jantung) menimbulkan kecemasan tersendiri bagi si klien. Dengan kata lain, fungsi analisa tulisan tangan lebih luas dari ”sekedar” melihat gambaran karakter dasar seseorang.

Dalam melakukan analisa tulisan tangan, dibutuhkan sampel ideal atas tulisan tangan kita. Biasanya, seorang ahli grafoanalisa ataupun ahli analisa tulisan tangan akan meminta sampel tulisan tangan kita di atas sehelai kertas kosong tidak bergaris. Ia kemudian akan meminta kita untuk menulis sekitar 100 kata (target minimal tulisan 10 baris). Beberapa ahli memilih bolpoin sebagai alat tulis baku dalam mendapatkan sampel, tapi ada juga yang mengunggulkan penggunaan pensil. Tulisan kita kemudian akan diamati dengan cermat untuk mengenali karakter dasar, emosi, dan perasaan kita di samping mengamati bagaimana kita menghayati hubungan interpersonal.

Misalnya, pengaturan margin tulisan yang kita lakukan dilihat sebagai bentuk proyeksi dari orientasi pandangan kita akan masa lalu dan masa yang akan datang. Tulisan yang cenderung merapat ke sisi kiri kertas merupakan ciri orang yang larut dalam masa lalu, sementara dekatnya tulisan kita ke sisi kanan kertas adalah penanda kesiapan kita menghadapi masa depan. Selain itu, tinggi rendahnya harga diri kita tergambarkan dalam bentuk, ukuran, dan penempatan huruf kapital dalam tulisan. Kemiringan tulisan pun merupakan salah satu aspek tulisan yang mendapat perhatian guna melihat pola hubungan sosial dengan orang lain (hubungan interpersonal). Apabila tulisan kita cenderung miring ke kanan (derajat kemiringan lebih dari 2˚ bila diukur dengan busur derajat), itu merupakan gambaran bahwa keinginan kita untuk dekat dengan orang lain cukup tinggi. Sebaliknya, bila tulisan kita cenderung miring ke kiri, kita termasuk orang yang secara konsisten menjaga jarak dengan orang lain.

Fungsi analisa tulisan tangan untuk mengenali karakter dasar seseorang inilah yang biasanya dikaitkan dengan psikologi. Aplikasi analisa tulisan tangan dalam psikologi memang dapat ditemukan. Ada psikolog yang menggunakan teknik analisa tulisan tangan untuk mengenali kepribadian dasar kliennya. Namun, perlu dipahami bahwa analisa tulisan tangan sendiri datang dari grafologi, yang mencermati aspek khusus tingkah laku manusia dalam bentuk coretan tangan. Posisi grafologi sendiri tidak berada dalam psikologi. Ia lebih dikenal sebagai parapsikologi. Secara umum, parapsikologi dapat diartikan ”seperti psikologi, tapi sebenarnya bukan.” Karenanya, jangan kecewa jika suatu saat Anda bertemu dengan mahasiswa atau sarjana psikologi (bahkan psikolog sekalipun) dan mereka tidak dapat memenuhi keingintahuan Anda tentang makna dibalik tulisan tangan Anda.

Bagaimana bila Anda sendiri yang mencoba untuk menyelami makna tulisan tangan Anda?
(Melita Tarisa)

No comments:

Post a Comment


日本に行きましょう! [Let's go to Japan!] ^^