Sunday, May 29, 2011

Sajak Sapardi Djoko Damono

SAJAK-SAJAK KECIL TENTANG CINTA
Mencintai angin, Harus menjadi siut
Mencintai air, Harus menjadi ricik
Mencintai gunung, Harus menjadi terjal
Mencintai api, Harus menjadi jilat
Mencintai cakrawala, Harus menebas jarak
Mencintai-MU, Harus menjelma aku



AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya Abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana:
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

TENTANG MATAHARI
Matahari yang di atas kepalamu itu
adalah balonan gas yang terlepas dari tanganmu
waktu kau kecil, adalah bola lampu
yang di atas meja ketika kau menjawab surat-surat
yang teratur kau terima dari sebuah Alamat,
adalah jam weker yang berdering
sedang kau bersetubuh, adalah gambar bulan
yang dituding anak kecil itu sambil berkata:
"Ini matahari! Ini matahari!"
Matahari itu? Ia memang di atas sana
supaya selamanya kau menghela
bayang-bayanganmu itu.

HATIKU SELEMBAR DAUN
Hatiku selembar daun melayang jatuh di rumput;
Nanti dulu, biarkan aku sejenak
Terbaring di sini;

Ada yang masih ingin kupandang,
Yang selama ini senantiasa luput;
Sesaat adalah abadi sebelum kausapu
Tamanmu setiap pagi

KAMI BERTIGA
Dalam kamar ini kami bertiga
Aku, pisau dan kata
Kalian tahu, pisau barulah pisau kalau ada darah di matanya
Tak peduli darahku atau darah kata

GADIS KECIL
Ada gadis kecil diseberangkan gerimis
Di tangan kanannya bergoyang payung
Tangan kirinya mengibaskan tangis
Di pinggir padang Ada pohon Dan seekor burung

NOKTURNO
Kubiarkan cahaya bintang memilikimu
Kubiarkan angin, yang pucat
Dan tak habis-habisnya gelisah,
Tiba-tiba menjelma isyarat, merebutmu-
Entah kapan kau bisa kutangkap

HUJAN BULAN JUNI
Tak Ada yang lebih tabah Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak Dari hujan di bulan Juni
dihapus jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lbih arif Dari hujan di bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
Diserap akar pohon bunga itu

AKULAH SI TELAGA
akulah si telaga: berlayarlah di atasnya;
berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan bunga-bunga padma;
berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
-- perahumu biar aku yang menjaganya

DI TANGAN ANAK-ANAK
Di tangan anak-anak, kertas menjelma perahu Sinbad yang tak takluk pada gelombang, menjelma burung . yang jeritnya membukakan kelopak-kelopak bunga di hutan; di mulut anak-anak, kata menjelma Kitab Suci.
"Tuan, jangan kauganggu permainanku ini."

BUNGA, 1
Bahkan bunga rumput itu pun berdusta.
Ia rekah di tepi padangwaktu hening pagi terbit;
siangnya cuaca berdenyut ketikanampak sekawanan gagak terbang berputar-putar di atas padang itu;
malam hari ia mendengar seru serigala.
Tapi katanya, "Takut? Kata itu milik kalian saja, para manusia. Aku ini si bunga rumput, pilihan dewata!"

(ii)
Bahkan bunga rumput itu pun berdusta.
Ia kembang di sela-selageraham batu-batu gua pada suatu pagi, dan malamnya menyadari bahwa tak nampak apa pun dalam gua itu dan udara ternyata sangat pekat dan tercium bau sisa bangm dan terdengar seperti ada embik terpatah dan ia membayangkan hutan terbakar dan setelah api ....
Teriaknya, "Itu semua pemandangan bagi kalian saja, para manusia! Aku ini si bunga rumput: pilihan dewata!"

BUNGA, 2
mawar itu tersirap dan hampir berkata jangan ketika pemilik
taman memetiknya hari ini; tak ada alasan kenapa ia ingin berkata
jangan sebab toh wanita itu tak mengenal isaratnya -- tak ada
alasan untuk memahami kenapa wanita yang selama ini rajin
menyiraminya dan selalu menatapnya dengan pandangan cinta itu
kini wajahnya anggun dan dingin, menanggalkan kelopaknya
selembar demi selembar dan membiarkannya berjatuhan menjelma
pendar-pendar di permukaan kolam

BUNGA, 3
seuntai kuntum melati yang di ranjang itu sudah berwarna coklat ketika tercium udara subuh dan terdengar ketukan di pintu
tak ada sahutan
seuntai kuntum melati itu sudah kering: wanginya mengeras di empat penjuru dan menjelma kristal-kristal di udara ketika terdengar ada yang memaksa membuka pintu
lalu terdengar seperti gema "hai, siapa gerangan yang telah membawa pergi jasadku?"

No comments:

Post a Comment


日本に行きましょう! [Let's go to Japan!] ^^