Saturday, December 10, 2011

Es Pisang Coklat ~ sebuah perjuangan untuk kesuksesan

Hari mendung yang mencerahkan hatiku. Berbeda dengan cerita sebelumnya, anak kecil ini sungguh tampak berbeda. Binar matanya penuh harap dan lelah..

Sore ini, sepulang mentoring di masjid kampus, kutemui seorang anak laki-laki di halaman masjid. Badannya kecil dan berkulit hitam. Mengendarai sebuah sepeda yang tingginya sesuai dengan badannya. Berbeda dengan anak laki-laki sebelumnya yang kutemui, ia membawa sebuah kotak kecil berwarna biru, digantungkan di stang sepeda sebelah kiri dan dompet hape yang berisi uang di stang sebelah kanan. Saat aku melihat kearahnya, ia pun melihatku, dengan segera ia bertanya, "teh.. mau es gak?" tanpa berpikir panjang, kuberikan senyuman dan berkata "gak, dek.."



Saat itu pula nuraniku, mulai mempengaruhi pikiranku. Terbayang seorang anak laki-laki yang sebaya dalam benakku, begitu dekat dalam keseharian, tapi aku merasa tak sepenuhnya mengenalnya, siapa lagi kalau bukan adik kandungku. 'Superego'ku mengetuk sang 'id', ia berkata "bagaimana bila yang dihadapanmu adalah adikmu sendiri?" sang 'id' berpikir dan terus berpikir. Tak lama 'ego' pun beraksi, kupanggil anak kecil itu dan menyamperinya, "es apa? berapa harganya?" tanyaku. "Es pisang coklat, teh, 1000" jawabnya. Karena cuaca yang kurang mendukung, akhirnya (hanya) satu buah es yang ku genggam.

Subhanallah.. Jika bisa, kupinta sang hujan basahi wajahku yang penuh dosa ini. Melihat anak yang berjualan es untuk membantu orangtuanya, merasa diri ini tak lebih hebat darinya. Aku yang selama ini sekolah, dengan biaya orang tua, menghabiskan uang hasil jeri payah mereka, seperti tak ada balasan yang setimpal untuk setetes keringat yang membasahi wajah mereka :(

Sampai sebesar ini, masih menyusahkan, membuat mereka sedih dan cemas. Dengan mudahnya meminta uang lalu menghamburkannya. Sedangkan anak kecil tadi, susah payah ia keliling untuk menemukan orang2 yang mau membeli es nya. Untuk kehidupannya, dan juga orang tuanya. Dan akan ia gunakan secukupnya untuk membeli makanan halal, insyaAllah.

Sebuah contoh kecil yang begitu berharga, ia berjuang dan berusaha untuk mendapatkan selembar uang. Dengan usaha yang tak sekedar hanya menengadahkan tangan. Bisa jadi sebuah renungan, ketika kita lagi malas dalam belajar, disaat kehidupan kita masih dibawah naungan orang tua, adalah sebuah kewajiban untuk kita menyelesaikan pendidikan kita, sebaik-baiknya. Hingga akhirnya anak panah dapat sampai tepat pada sasarannya, tak mengecewakan sang pemanah. Hanya itu yang orang tua harapkan. Menjadi anak sholeh dan sholehah, hidup mandiri, sukses, dan masuk surga. Aamiin.

"muda banyak karya, hidup mulia, mati masuk surga"

No comments:

Post a Comment


日本に行きましょう! [Let's go to Japan!] ^^