Wednesday, September 19, 2012

(bukan) Dongeng Sebelum Tidur


Tepat, beberapa menit yang lalu, kubuka sedikit horden setelah sebelumnya mendengar suara yang mengusik ketenanganku ber-online ria, mengintip dari balik jendela yang mengarah ke jalan. Ini kali pertamanya aku melihat jalan itu dari balik jendela pada malam hari seperti ini.

Sepi, meski beberapa motor masih berlalu-lalang, beberapa orang laki-laki yang masih berjalan santai, warnet di depan kosan pun masih buka. Tak lama, tampak dua orang lewat, membawa karung berwarna putih yang terisi penuh, terlihat berat tapi sepertinya tidak. "Apa yang sedang mereka bawa di malam hari seperti ini?" Pikirku mendalam.

Salahseorang diantara keduanya, berbadan tinggi, memakai topi, kaos, dan celana. Tidak tahu, ia memakai alas kaki atau tidak. Kusimpulkan ia adalah laki-laki, seorang bapak tepatnya. Aku masih berpikir netral.

Tapi.. sedikit terkejut ketika melihat salahseorang nya lagi. Berbadan lebih pendek, dengan kaos lengan panjang atau entah jaket berwarna putih, memakai celana. Rambutnya...panjang, atau pendek? Tidak jelas. Kesimpulannya ia seorang anak, tidak tahu pasti perempuan ataukah laki-laki.


Honestly, i'm speechless. Kasihan? Deep in my heart : yes. Dimalam hari yang dingin di kota Cimahi, setelah sebelumnya hujan turun mengguyur jalanan kering serta tumbuhan yang melayu, saat dimana orang pada umumnya, tidur, beristirahat untuk menjalankan aktifitas masing-masing di esok hari, mereka? Masih berjalan kaki, menelusuri jalan, yang tidak kuketahui dimana ujungnya. Mengangkut karung, sambil... memulung sampah botol atau plastik yang DIBUANG dipinggir jalan.

Oh negeriku.. Sedih sekali, melihat mereka yang masih bekerja hingga larut malam hanya untuk mengais uang yang hasilnya belum tentu cukup untuk memenuhi kehidupannya, keluarganya sehari-hari. Sedangkan kita menyaksikan dengan mudahnya para petinggi negeri berkorupsi bermilyaran hingga triliun, hanya untuk kesenangan semata yang sebenarnya berlebih. Miris.

Kembali pada kedua orang sebelumnya yang kini berlebel pengemis dalam konsep pemikiranku. Maaf. Tak sampai disitu, mereka membuatku semakin sedih. Sang bapak memantikkan api, terlihat jelas dari cahayanya yang berwarna oranye. Satu kali, dua kali, dan diketiga kalinya, tampak seperti ia membakar ujung rokok yang ia jepit dimulutnya. Pemandangan yang biasa bukan? Ya, karena berulang-ulang, kebanyakan orang Indonesia merokok. Seakan merokok adalah hal lumrah bagi orang tua, orang dewasa. Lalu remaja? Lama kelamaan mungkin akan terlihat lumrah juga L

Bagaimana dengan anak-anak? Jelas, sangat dilarang kan?! Tapi pernah tidak, melihat anak kecil jalanan merokok?! Tidak sekali kan! x(
Mengapa negeri ini dengan mudahnya menerima hal-hal perusak seperti itu? Mengapa Negara tidak menjaga anak-anak yang nantinya harus memajukan Negara menjada lebih baik? Di UUD ada kan? Pasal-pasal hanya seperti kacang goreng yang dilewatkan begitu saja, sepertinya.

Itulah yang kulihat pula malam ini. Sang bapak tak lama kembali melangkah, menggendong karung diatas badan, lalu sesekali menghirup rokok. Sang anak mengikuti langkah sang bapak untuk meninggalkan tempat berhenti mereka sementara. Tak hanya langkah… Rupanya sang anak pun merokok! :((((

It was modelling. Seorang anak akan mencontoh dan berperilaku seperti orang yang dilihat atau terdekatnya. Ditambah pula dengan kurangnya pengetahuan dari sang orangtua hingga tidak mengarahkan anaknya pada perilaku yang baik.

“andai aku punya uang banyak, akan ku “culik” semua anak jalanan, agar mereka mendapatkan pendidikan serta lingkungan yang selayaknya” L



Cmh, 19 September 2012
Started at 11.02 pm

No comments:

Post a Comment


日本に行きましょう! [Let's go to Japan!] ^^