Monday, September 30, 2013

Target, Usaha, Japan I'm Coming!

Tiada kata sia-sia bagi kata 'USAHA'. Dan dengan TARGET, hidupmu takkan terasa flat, tanpa motivasi yang terkadang naik dan turun.

Hari ini, dari perkuliahan matkul Metode Teknik Training, saya berhasil mengutip sebuah kalimat super simple dari sang dosen, "Naikkan dong targetnya, biar semangat kerjanya!"

Dari sini, saya jadi semakin menyadari betapa pentingnya sebuah TARGET dalam kehidupan. Tentunya bukan sembarang target, tapi harus SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-bound, see more here). Alhamdulillah ternyata saya sudah cukup bisa membuat target-target yang baik. Tinggal action dan effort-nya.

Hari ini juga, semakin bertambah teman-teman yang tahu, kalau saya akan ke Jepang. "Akhirnyaa..!", begitu kata beberapa orang. Bukan karena kerennya akan ke negeri orang, tapi satu hal yang amat berharga, ini adalah hasil dari USAHA sayaUntuk akhirnya saya bisa ke Jepang, perjalannya tidak mudah, jatuh-bangunnya tidak sekali, mencari peluangnya pula tidak di satu jalan. Bagi mereka yang tahu, sudah sejak SMA saya ingin sekali ke Jepang, saya lebih suka menyebutnya bermimpi ke Jepang. Semenjak lulus SMA, saya coba untuk mendaftar beasiswa Monbukagakusho untuk S1, sayangnya, sudah jauh-jauh ke Kedubes Jepang di Jakarta, saya gagal mendapatkan lembar formulirnya, karena ternyata ada berkas yang kurang. Alhasil, saya harus mensyukuri, bisa kuliah di Indonesia, dan bertekad untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa dan pertukaran pelajar ke Jepang.

Menjelang tahun ke dua kuliah, beasiswa Monbukagakusho untuk S1 dibuka kembali. Kali ini, saya berhasil mendapatkan formulir dan mengirimkan berkas-berkasnya. Namun, di hari pengumuman hasil seleksi berkas, saya pun harus berlapang dada, karena tak ada nama saya disana. Oke, saya harus bangkit. Tidak mungkin di tahun ketiga nanti saya mencoba lagi untuk S1, kalau begitu, saya harus berusaha agar bisa melanjutkan study S2 di Jepang, tekad saya sejak hari itu.

Pada kesempatan lainnya, saya menemukan beasiswa dari perusahaan Jepang, dua kali saya mencoba, dua kali saya gagal. Menyerah? Tentu saja tidak boleh. 

Katanya, banyak jalan menuju Roma, itu berarti, begitu pula dengan Jepang. Pengen dapat beasiswa S2 ke Jepang, masih belum bisa saya dapatkan dalam waktu dekat, karena saya masih harus lulus S1 dulu, dalam beberapa tahun kedepan. Kalau begitu, saya coba saja cari pertukaran pelajar ke Jepang, yang berdurasi 1 minggu juga cukup.

Oh tidaak, satu program pertukaran pelajar yang diselenggarakan oleh Kedubes Jepang, selalu terlewatkan >.< kapan pendaftarannya dibuka? Saya tidak tahu, tidak ada informasi yang jelas. Kalau ikutan summer school, biayanya tidak sedikit, mana saya punya uang >.<

Tak lama, saya temukan cultural studies program ke Jepang dari sebuah lembaga independen, yang insyaAllah dapat dipercayai. Berhubung saya suka tantangan, saya akhirnya mengikuti seleksi dari program tersebut. Langkah satu, horee! saya lulus tahap seleksi berkas. Langkah kedua, horee! saya lulus tahap seleksi wawancara dan performace. Hanya saja, sepertinya saya masih kurang beruntuk. Lulus hanya sebagai cadangan. At least, saya 'gagal'. Ini batch 1.

Setahun kemudian, batch 2 dibuka. Sedikit kembali melobi sang Ayah, akhirnya saya kembali dibolehkan ikut seleksi kegiatan tersebut. Tak banyak isi yang berbeda di dalam berkas. Tapi, tidak di wawancara. Lagi-lagi saya menyadari bahwa dalam setahun, cukup banyak hal dalam diri saya yang berubah, em, berkembang mungkin lebih tepatnya. Perbedaannya, dari yang tadinya saya memilih untuk menjadi leader, kali ini saya memilih untuk menjadi thinker. Deskripsi kepribadian yang saya cantumkan juga terdapat perbedaan. Dan satu hal lainnya, dulu tidak ada performance yang bernilai plus, saya suka piano dan biola, tapi tak ada yang saya kuasai. Tapi sekarang, akhirnya ada satu yang bisa saya mainkan secara rutin, media kompensasi untuk main piano: biola. Dan ternyata, ia lah salahsatu penyebab, pada akhirnya saya bisa -beneran- loncat kegirangan, HOREEEE!! Aku LOLOS!! Alhamdulillah :') I said, it was a Ramadhan blessing :')

Sebenarnya, bagi saya, masih ada satu lagi tahap seleksi tak langsung, yaitu seleksi keuangan .__. berhubung penyelenggaranya adalah organisasi independen, ongkos ditanggung penumpang. Tapi, alhamdulillah lagi, sang Ayah mau 'mensponsori' saya sebagian. Sebagian lagi, semoga dana dari rektorat segera cair -- still waiting.

Mimpimu untuk ke Jepang akhirnya akan segera tercapai, Nid!

Eeeh, ternyata belum. Saya jadi teringat, rencana saya di awal bukan yang ini (ikut pertukaran pelajar atau cultural studies), tapi S2 ke Jepang. Baiklah, ini milestone nya, sekarang saya bisa menggapai mimpi yang lebih kecil. Kelak, untuk melanjutkan S2 ke Jepang, kenapa tidak? Tapi target terdekatnya berarti... Lulus April 2015! Aaamiinn..

hihi, sedikit kisah sederhana tentang target -saya lebih suka menyebutnya mimpi- dan usaha. Tanpa usaha, kau tidak akan bisa mencapai target. Tapi tanpa target, kau tidak bisa melangkah lebar, membuat usaha-usaha besar dalam hidupmu.

No comments:

Post a Comment


日本に行きましょう! [Let's go to Japan!] ^^