Saturday, October 5, 2013


"Hai, apa kabar?"
Sepertinya pertanyaan itulah yang harus sering saya lontarkan, dikala kesepian dan bingung mau ngapain. Setidaknya meng-update kabar teman-teman lama, akan lebih baik. Sama seperti menyambung tali silaturahmi, bukan? ^^

NB : Saya suka sekali dengan komposisi ukuran dan font, foto diatas, jadi saya capture saja ;)

Monday, September 30, 2013

Target, Usaha, Japan I'm Coming!

Tiada kata sia-sia bagi kata 'USAHA'. Dan dengan TARGET, hidupmu takkan terasa flat, tanpa motivasi yang terkadang naik dan turun.

Hari ini, dari perkuliahan matkul Metode Teknik Training, saya berhasil mengutip sebuah kalimat super simple dari sang dosen, "Naikkan dong targetnya, biar semangat kerjanya!"

Dari sini, saya jadi semakin menyadari betapa pentingnya sebuah TARGET dalam kehidupan. Tentunya bukan sembarang target, tapi harus SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-bound, see more here). Alhamdulillah ternyata saya sudah cukup bisa membuat target-target yang baik. Tinggal action dan effort-nya.

Hari ini juga, semakin bertambah teman-teman yang tahu, kalau saya akan ke Jepang. "Akhirnyaa..!", begitu kata beberapa orang. Bukan karena kerennya akan ke negeri orang, tapi satu hal yang amat berharga, ini adalah hasil dari USAHA sayaUntuk akhirnya saya bisa ke Jepang, perjalannya tidak mudah, jatuh-bangunnya tidak sekali, mencari peluangnya pula tidak di satu jalan. Bagi mereka yang tahu, sudah sejak SMA saya ingin sekali ke Jepang, saya lebih suka menyebutnya bermimpi ke Jepang. Semenjak lulus SMA, saya coba untuk mendaftar beasiswa Monbukagakusho untuk S1, sayangnya, sudah jauh-jauh ke Kedubes Jepang di Jakarta, saya gagal mendapatkan lembar formulirnya, karena ternyata ada berkas yang kurang. Alhasil, saya harus mensyukuri, bisa kuliah di Indonesia, dan bertekad untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang beasiswa dan pertukaran pelajar ke Jepang.

Menjelang tahun ke dua kuliah, beasiswa Monbukagakusho untuk S1 dibuka kembali. Kali ini, saya berhasil mendapatkan formulir dan mengirimkan berkas-berkasnya. Namun, di hari pengumuman hasil seleksi berkas, saya pun harus berlapang dada, karena tak ada nama saya disana. Oke, saya harus bangkit. Tidak mungkin di tahun ketiga nanti saya mencoba lagi untuk S1, kalau begitu, saya harus berusaha agar bisa melanjutkan study S2 di Jepang, tekad saya sejak hari itu.

Wednesday, September 25, 2013

Curhat : I feel lonely T__T

Hi ! Is there anyone who wants to listen to me? | Hm, i guess no. I mean, there's nobody wants to listen to me, now.
Kesepian itu.. disaat kau ingin sekali menumpahkan segala rasa dan cerita yang kau alami, tapi.. tidak tahu pada siapa kau kan menceritakannya. Dan.. itulah yang kurasakan, sering kurasakan lebih tepatnya.

Apakah karena aku seorang introvert, maka aku harus memendam semua perasaan yang kumiliki? Diam, dan tak banyak bercerita? Karena itu pula kah, aku tak bisa menceritakan perasaanku yang lebih mendalam kalau tidak pada orang yang membuat perasaanku nyaman? Karena itu juga kah, terlalu banyak hal yang harus kutempatkan di dalam sub-consciousness?

Kalau iya, bisakah aku mengubah sedikit kepribadianku menjadi extrovert? Biar aku tak merasa sendiri kesepian, biar aku bisa sesuka hati bercerita pada siapapun tanpa mempedulikan respon mereka asal perasaan yang kurasakan dan kupikirkan ini dapat segera menghilang.

Padahal, temanku banyak. Tidak satu, lima, atau sepuluh orang. Lebih. Tapi tak ada satupun dari mereka yang mau mendengarkanku dengan setia, memahamiku dengan sabar, dan memberikan saran terbaiknya yang bisa ku terima, tanpa bisa ku kelak lagi. Tidak ada :(

Wednesday, July 24, 2013

Tentang Hujan, dan kisah lainnya.

“Jangan terlalu senang, nanti nangis lho..!”
Seketika, kalimat itu dengan ramah menyapaku. Apa tadi pagi, aku terlalu bahagia ya? A blessing morning, it just the way i feel. Dalam sekejap setelah aku memejamkan mata beberapa menit diwaktu sore, semua berubah.

Hujan, kau berhasil membuatku juga meneteskan air. Air mata tentunya, selepas kepergianmu.
Bagaimana lagi bisa kutahan, ketika segala kesalahan terlempar padaku. Seakan akulah penyebab dari kekacauan ini. Aku yang salah, aku yang tak berguna.

Bak air yang ditumpahkan dari sejumlah ember, menggenangi seantero ruangan. Hanya bisa kupunguti air, yang kemudian disambut tetesan dari mata air lainnya. Tersedu. Setiap ruangan, sudah tampak seperti kamar mandi, tergenangi oleh air. Bercampur pasir hitam yang dibawa oleh genangan dari luar. Baunya aneh, tak terhirup sedap.

Segala barang dilantai, basah, tenggelam. Sudah seperti kolam renang saja. Dengan kesadaran yang baru saja kutemukan, kuambil novel yang terjatuh di dekat kasur, basah. Aku menyadari keadaan yang membuatku bingung disaat sedang sendiri menjaga rumah : Banjir.

Hujan, kali ini rasanya, aku ingin membencimu. Karenamu, aku terdakwa bersalah. Dan merasa seperti orang yang tak berguna. Untungnya saja, sampai kapanpun aku akan tetap menyukaimu. Memaafkanmu.

Samarinda, 24 Juli 2013

Tuesday, July 23, 2013

Aku Anak Kecil.


Aku anak kecil, hm, tepatnya.. masih kecil. Bukan masalah ukuran tubuh, tapi mental.

Ya, berdasarkan pengalaman sepekan ini, ketika 'terpaksa' harus berkumpul dengan para ibu dengan latar negeri orang dan terpisah dari keluarga dekat, saya menyadari bahwa saya memang -masih- anak kecil. Jika dibandingkan dengan para wanita tersebut, yang sudah menikah apalagi mempunyai anak satu, dua, atau lebih. *yaiyalah* Tapi kenapa begitu?

Friday, May 17, 2013

Penghayatan tentang Ilmu, hari ini.


Jadi memaknai secara positif, serangkaian kegiatan hari ini.
Siang ini saya begitu riweuh untuk urusan organisasi. Dan saya jadi menyadari bahwa saya merindukan suasana seperti itu, berorganisasi.

Lalu kuliah siang ini, rasanya tidak kondusif karena fokusku yang terpecah. Jadinya, teori apa yang saya pahami hari ini? Seems nothing.
Dan hal ini saya sangat sesalkan. Itu berarti, saya harus menyiapkan waktu khusus untuk memahaminya lagi, sendiri.

Lalu malam ini, setelah mendapatkan pertanyaan yang berhubungan dengan major saya, saya menjadi ter-arouse terhadap ilmu psikologi yang saya pelajari selama ini, rasanya masih sedikit, baru empat semester, dan ilmu yang benar-benar tersimpan di dalam long-term memory mungkin tidak sampai 70%.

Sebagai calon psikolog ataupun psikolog -walaupun pengennya scientist/researcher- nantinya, bekal saya saat ini rasanya sangat kurang sekali. Saat ini, untuk pertanyaan yang mudah dan -kebetulan- saya mengerti tentang teorinya, saya masih bisa menjelaskan dengan baik. Tapi nanti, jika pertanyaan lainnya semakin rumit, dan tidak diimbangi dengan bekal yang memadai, bagaimana saya bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang bersangkutan dengan baik dan sesuai? Psikologi lho, jawabannya gak boleh sembarangan. Salah sedikit bisa fatal karena 'menusuk' langsung ke sisi psikologis seseorang.

Thursday, April 11, 2013

Putriku, Dengarkan Abimu..


  1. Sejujurnya, berat hatiku memberikan restu | bukan karena kurang budi lelaki yang kau pilih, melainkan betapa sepi abi ditinggal olehmu
  2. Bila abi harus memilih, tentu agar engkau berada disamping abi selamanya | namun abi pahami kau miliki kehidupan, abi hanya belum biasa
  3. Abi kenang saat kita bertamasya berdua, bercanda dan tertawa kelakar | walau tak ada satupun gambar merekam, ingatan abi belumlah pudar
  4. Ribuan kali abi berbicara hadapi ramai hadirin | tak sekalipun bibir abi kelu kecuali saat ini, saat engkau berhias putih pengantin
  5. Mungkin kau takkan pernah pahami, tapi serahkan putri yang telah kau jaga tetap salihah | percayalah itu bukan hal yang mudah

日本に行きましょう! [Let's go to Japan!] ^^