Bersama Sepi

Tak jarang, aku iri dengan mereka,

Berjalan melangkah bersama,

Berlari. Bernyanyi. Tertawa.

Bersama.

Bahkan menangis hingga marah,

Bersama.

Ikatan yang terbentuk sejak mereka, kita,

Menangis, push up, berlari, berteriak, berjongkok, berguling, merayap.

Dan waktu, tak akan berani memecahkan kami.

Ego pun tak lagi berani menyapa.

Karena kami, ditakdirkan untuk,

Bersama.

Merahku, merahmu.

Kuningku, ya kuningmu pula.

Hijaumu, ya hijauku.

Sejarah memaksa kami,

Bersama.

Semua, karena mereka bersama.

Tapi aku?

Terpecah dari kalian,

Hanya karena jarak yang tidak lagi satu senti.

Sepi, tak jarang ia kurasa.

Entah karena mereka yang menjauh?

Ataukah aku yang pergi?

Jauh menyebrangi peradaban.

Karenaku, tak lagi bersama,
Sepi.

Cmh, 12-12-12

.