Saturday, January 5, 2013

(calon) Psikolog juga manusia

Haalloooo~
Assalamu'alaykum wr wb.

Apa kabar, buu? Kabar kesehatanmu? Kabar keimananmu? Kabar hatimu? *oops :p
Berapa persen mood mu hari ini? Aah.. teringat dengan jelas, di zaman SMA, saya sering sekali mengeluarkan pertanyaan itu, entah ditanyakan kepada orang lain, ataupun diri sendiri. Maklum, masa-masanya labil, hihi. Sampai ada seseorang yang memberikan pesan kepada saya :
"Stabil! Kalo gak stabil, tilawah. Kalo males tilawah, cari jendela! (cari udara segar maksudnya)" - PSB

Waah, tapi itu zaman SMA. Sekarang berarti sudah stabil dong ya? Ooh.. tentu saja belum >.<
Meski waktu telah berlalu sekitar 2 tahun, bukan berarti saya sudah stabil, tapi.. bukan berarti pula saya masih labil. Yaa, setidaknya labilnya saya sekarang, tidak sestabil zaman SMA dulu, hihi.

Dan sekarang, takdir mengantarkan saya untuk bergelut melawan ke-labilan itu. Sebenarnya bukan labilnya, tapi self-awareness. Karena dari sana kita akan menyadari dan mengetahui, apa sih yang sebenarnya dirasakan dan diinginkan oleh diri sendiri.

Psikologi. Identik dengan Psikolog jadinya, yaa boleh deh kalo akhirnya saya dibilang calon psikolog, hihi. Walaupun saya sebenarnya lebih ingin jadi penelitinya. Tapi bukan ini yang mau saya ceritakan, hehe.

Mengingat kembali tulisan saya yang sebelumnya, selama hidup ini, saya ingin sekali agar diri ini bisa bermanfaat untuk orang lain, minimal sekali mendengarkan curhatan orang-orang yang merasa ingin didengarkan, meringankan sedikit beban pikiran dan perasaan yang dialaminya. Dan itulah yang sering saya lakukan sedari dulu, entah dari kapan, saya sangat bersyukur ketika orang lain dapat mempercayakan saya sebagai "tempat sampah" mereka, menumpahkan unek-unek mereka, hingga rahasia mereka. InsyaAllah saya akan menjaganya :)

Senang rasanya, ketika akhirnya mereka bisa merasa lebih tenang dan mendapatkan sedikit jalan keluar dari saya. Lalu saya.. gimana ya?


Hingga saat ini, saya juga masih bingung. Pada siapa saya bisa curhat ya? Satu-satunya orang yang bisa saya curhatin saat ini hanya sang Abi, itupun kalo ada masalah yang saya tidak bisa mencari solusinya seorang diri. Sedikit cerita tentang Abi saya, beliau adalah motivator nomor satu bagi saya :')

Entah mengapa, belum ada lagi orang yang dapat saya jadikan "tempat sampah" soalnya saya merasa, masalah yang saya alami begitu kompleks, sehingga yang menghadapi saya, harus seseorang yang dapat memahami saya. Nah, ini nih. Berarti saya harusnya curhat kepada Allah kan? Karena hanya Dia yang paling memahami saya. ^^

Hanya saja, bukannya tidak percaya pada-Nya, terkadang saya juga perlu untuk mengungkapkannya dan mencari solusi langsung yang dapat saya pertimbangkan. Saya masih menjadi manusia sosial dalam budaya kolektifisme, jadi saya masih membutuhkan orang lain pula.

Intinya, saya, kami, juga manusia, kalau katanya (calon) psikolog tidak boleh galau, tentu salah besar.
Justru, pertanyaan saya: Hayoo, siapa yang mau jadi tempat curhat (calon) psikolog seperti saya? :D

No comments:

Post a Comment


日本に行きましょう! [Let's go to Japan!] ^^