Tuesday, January 1, 2013

Sahabatmu. Sahabat sepiku.

Ah, begitu terharunya saya kemarin, mendapatkan pesan (atau puisi ya?) dari seorang kawan. Bagi saya, bahagia pula rasanya, ketika saya dipercayai untuk menempati posisi terhormat dalam dirinya, dalam self-concept nya. Menjadi seorang sahabat.

Sangat tak pantas rasanya, mengemban gelar tersebut, karena sebenarnya tak banyak yang saya berikan padanya. Menghadapinya, bisa jadi hanya topengku belaka, entahlah. Tapi satu hal yang saya sadari dan syukuri, bahwa kehadiran saya dapat bermanfaat untuk orang lain, tak sia-sia. Ya, itulah yang saya harapkan sejak dulu. Meski tak nampak secara jelas, grafitasi membuat kita tetap berdiri tegap diatas bumi.

Speechless. Tapi, jazakallahu khoir padamu yang telah percaya padaku :')

Tergambar dengan jelas, sosok sahabat dalam benak saya. Secara harfiah, mungkin hampir semua orang mengetahuinya, tapi secara alamiah, setiap orang memiliki 'standar' yang berbeda untuk membentuk konsep sahabat. Tak terkecuali saya.

Saat ini, rasanya saya lebih sering merasa sendiri, bukannya tidak punya teman, tapi sepertinya saya yang menjauhkan diri dari 'peradaban', mencari kenyamanan dengan kesendirian. Dan pada akhirnya, bukan kenyamanan yang didapat, tapi kesepian. Menyedihkan.

Tak jarang, saya iri melihat foto-foto teman-teman SMA yang berada pada wilayah yang sama, berkumpul, bercanda, bersenda gurau, bersama. Tidak sepertiku. Tapi lagi-lagi, alhamdulillah.. di lingkungan yang baru -satu tahun ini saya tinggali- saya masih memiliki teman yang menerima saya apa adanya -bukan adanya apa-. Hanya saja, saya tak selalu hadir dan menghadirkan mereka untuk berkumpul bersama.

Sedari dulu kutanyakan, sosok sahabat yang ideal itu seperti apa ya? Saya selalu merindukan sosoknya.
Yang saya pikirkan, sosok sahabat itu adalah orang yang dapat mendengarkan kisah senang maupun sedihku, ia ada ketika saya senang maupun sedih. Ia tak mengerut, kaku karena waktu, artinya meski lama tak bertemu, tak ada kondisi kaku yang membulat dan membuat saya memilih untuk tak melanjutkan pembicaraan yang flat. Lainnya, tentunya akan mengikuti. Hanya sesimpel itu, tampaknya. Tapi sulit sekali menemukan sosoknya. Mungkin ada, tapi tak tepat. :(

Sejak dulu, kehadirannya, datang silih berganti. Hanya saja, waktu yang tak membuatnya bertahan, bukan sahabat -idealku- berarti. Hingga sekarang. Lalu bagaimana?

Lagi, saya memilih untuk kembali bersama sahabat yang mudah kutemukan, sepi. Tapi baru kusadari, sepertinya ia bukan sahabat yang baik untukku, karena ia hanya membuat kondisi burukku semakin buruk. Membuat motivasi saya hancur berkeping-keping T____T
Lalu bagaimana?

Kembali lagi pada sahabat yang 'tak dianggap'. Oh jahatnya saya, ketika tak membalas rasa mereka -ini bukan masalah cinta yang tak terbalaskan, ya :p- seperti tak berterimakasih. Tapi kembali lagi, hati tak bisa dipaksakan, bukan? *ah seperti pembicaraan tentang cinta jadinya*
Cukup ketika hablumminannas, antara aku dan kamu, berjalan dengan baik, kan? Saya tak akan menyakitimu, label sahabat bukanlah alasan untuk melukai.

Satu hal lagi yang saya pikirkan, meski tak ku-label-kan sahabat, ada dua orang kawan yang tidak membuat saya 'perhitungan', tidak membuat saya merasa terganggu, walaupun sebenarnya mungkin saya diganggu. Saya membuat treatment yang berbeda, begitu kata metodologi eksperimen, hehe. Teringat sekali, ketika ingin memberikan hadiah kepada salahsatu diantaranya, saya memetik hampir seluruh bunga kuning kecil yang berada pada halaman asrama, hanya untuk diberikan kepadanya :') Dan kawan satunya, saya sampai menghabiskan waktu saya, untuk membuatnya merasa lebih nyaman dan tenang menghadapi masalahnya, hanya saja, padanya saya tak boleh bersikap berlebihan, hehe.

Entahlah, saya akan tetap kekeuh tak me-label-kan mereka sahabat ataukah tidak. Biarlah hati yang berbicara *ciyee*. Yang pasti, label manapun dari keduanya yang terpilih, tak akan mengubah treatment saya pada kalian ^^

Tapi, maafkan diriku ketika tak menjadi sahabat yang baik. Semoga dengan label sahabat yang kau berikan pada saya, segala kritik dan saran tak membuatmu membela perilaku burukku. Tegur saja aku. Terimakasih kawan :))

NB :
eh eh, tapi sepertinya saya punya jawaban untuk masalah sahabat ideal yang saya rindukan ini, sama halnya seperti sosok oniichan yang saya dambakan sedari dulu, kelak saya pasti akan bertemu dengannya :'D


Jkt, 1.1.13
10.03 pm

No comments:

Post a Comment


日本に行きましょう! [Let's go to Japan!] ^^